Aku jadi harus membagi konsentrasi antara menikmati genjotan bang Irul dengan permainan lidah Sita di dalam mulutku. Bokep barat Kami pun segera terlibat dalam ciuman panas yang ganas dan basah. Kayak baru pertama kali melihat kontol aja, hehehe…” Sita dengan santainya mengejekku sambil menutup pintu kamar.Wajahku semakin memerah mendengar kata-katanya. Membuat aku makin penasaran. “Kenapa?” suaraku gemas. “Ayo dong, jangan membohongi diri. Awas ya, akan kuberi kamu pelajaran! Benar-benar nikmat rasanya. Jadi, kenapa aku harus menolak?“Ayo, In.” Sita menarik tanganku, dan kali ini aku sudah tidak melakukan perlawanan lagi.Ketika kami sudah berdiri di pinggir ranjang, bang Irul hanya tersenyum kecil ke arahku. Dia menatap kepergianku sambil mengusap-usap bibirnya yang berdarah karena gigitanku. Wajahnya tak bisa ditebak. Tenang saja, suamiku asyik-asyik aja kok, bahkan dia mau banget melakukan ini.




















