Pak Marsan masih membetulkan celana dinasnya. XNXX say.. saya sudah tidak tahan…” desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu. Ia tentu tak tahu kalau aku sebetulnya sedang memikirkan lelaki lain. Aku diam saja saat bibirnya menyedot-nyedot bibirku. Gila panas sekali benda itu! Handuknya ada di dalam.”
Aku mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Pak Marsan yang berceceran di lantai. Di bawah pancuran air dingin, aku terdiam memikirkan lagi apa yang sudah terjadi barusan. Itulah yang lebih berharga dibanding materi sebanyak apapun. Semuanya pasti bisa ditangani…. Foto Bokep – Jang..jang..an dimerah ya, Pak…” erangku memohon padanya.Tentu saja aku tidak mau disedot sampai merah soalnya besok pasti orang sekantor pada ribut. Apalagi tugas baruku di kantor pusat ini adalah sebagai kepala bagian. “Itu lho pak… Pak Marsan kan tahu kalau saya selalu kerja sampai malam sedangkan Bang Ikhsan juga sering tugas ke luar kota jadi kami jarang bisa










