“aku tunggu di loby aja deh” potongku, nggak enak rasanya dalam suasana seperti ini, tapi Lita mencegahnya. “Thanks ya mbak selama di Jakarta mau menemaniku dan memberiku wawasan baru, salam untuk Pak…eh Toni” kataku hampir keceplosan. Bokep cina “habis kerja ya, kok tumben pagi pagi gini sudah beredar” godanya.Hampir 1 bulan Iwan tak mem-booking-ku, terlihat wajahnya tambah segar dan ganteng, ingin rasanya kupeluk dan kurasakan kerinduan akan cumbuan serta permainan ranjangnya.“kamu sombong sekarang nggak mau telepon aku lagi, terakhir kan saat di tretes itu, lama banget” sapaku, petugas valet mendatangi dan memberitahu kalau mobilnya sudah siap, aku suruh pinggirin dulu karena ingin ngobrol lebih lama dengan Iwan. Dari pengamatanku, pengunjung diskotik rata rata orangnya sama dari hari ke hari, meskipun tidak tahu nama kami hanya mengenal wajah saja.Terus terang saat itu aku khawatir kalau ada ex-tamu atau langgananku yang berada disana, tentu akan membuka penyamaranku dimata mbak Lita.Tak




















