Kusingkap roknya dan tanganku langsung masuk ke celana dalamnya, kutemukan sesuatu yg hangat-hangat lembab disana, sudah basah rupanya. Bokep china Aqu merasakan gaya bicaranya lain hari ini, tak seperti hari-hari sebelumnya yg kalau bicara selalu kedengaran resmi, yg menimbulkan rasa tak akrab.“Ya udah kalo begitu kita bareng aja.” ajakku menawarkan.“Tak usah pak, biar aqu pulang sendiri saja.”“Gag apa-apa, ayo kita bareng, ini udah terlalu malam.”“Baik Pak kalau begitu.”Sambil berjalan menuju tempat parkir kembali kutawarkan jasa yg walaupun sebetulnya niatnya hanya iseng saja.“Gimana kalo Silvi bareng aqu, kita kan searah.”“Gag usah pak, biar aqu pakai angkutan umum atau taksi saja.”“Lho, jangan gitu, ini udah malem, gag baik perempuan jalan sendiri malem-malem.”“Baik kalau begitu pak.”Di sepanjang jalan yg dilalui kami tak banyak bicara sampai akhirnya aqu perhatikan dia agak lain, dia kelihatan murung, kenapa ini perempuan.“Lho kok kelihatannya murung, kenapa?” tanyaqu penasaran.“Gag apa-apa pak.”“Gag apa-apa kok ngelamun begitu, perlu teman




















