terima kasih sayang.”
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Bokep hijab Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Satu-satunya kain yang masih tersisa.




















