Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Bokep rusia Wawan cengengesan dan berkata, tenang Non, liat ini jam berapa? Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!, kataku ketus. Tak sekeras punya Wawan memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Arifin. Aku heran dan menduga duga ke mana ia mau membawaku, sambil mulai memperhatikan keadaanku. Aku tak terlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penis Suwito. Ternyata pak Arifin sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi. oooohhhh aaa.duuuuuh. aku nantiiii. Non Eliza sendiri kan yang minta? Entah apa yang mendorongku, tapi aku hampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri ketika aku memanggil Wawan, Wan, sini aku oralin bentar.Wawan yang sedang duduk di lantai beristirahat, tentu saja
